Proposal PMLDK

PROPOSAL KEGIATAN

PENDAHULUAN

“Pemimpin besar tak hanya dilahirkan, tetapi juga dibentuk dan diciptakan.

Tanpa proses pembentukan, tak akan pernah ada pemimpin besar”

Henry Nurdi dalam buku “The Secret of Heaven”.

Begitulah gambarannya, bahwa pemimpin sekaliber Shalahuddin Al Ayyubi pun tidaklah lahir seketika, walaupun dalam darah Shalahuddin mengalir darah ksatria, karena ayahnya adalah seorang panglima dalam pasukan khlalifah Nuruddin Zanki, sedangkan pamannya, Asaduddin Syirkuh, adalah panglima tertinggi dalam struktur pemimpin pasukan Nuruddin Zanki. Proses pembentukan itu dimulai setelah Shalahuddin bersentuhan dengan satuan pasukan khusus militer yang bernama Mu’askar Aqidy atau pasukan yang mengusung nilai – nilai Aqidah Islam dan mengikuti pendidikan integral pasukan ini, sehingga terjadi perubahan yang mendasar dalam diri Shalahuddin dan tidak memerlukan waktu yang lama, Shalahuddin telah berhasil menempatkan dirinya dalam arus utama perjuangan kebangkitan Islam. Yang menarik adalah bahwa Shalahuddin Al Ayyubi bukanlah pemain tunggal yang “turun dari langit”, tetapi, dia adalah produk sebuah generasi baru yang telah dipersiapkan oleh para ulama yang hebat . Dua ulama besar yang disebut berjasa besar dalam menyiapkan generasi baru itu adalah Imam Al Ghazali dan Abdul Qodir Al Jilani.

Lebih lanjut dalam buku Hakadza Zhahara Jilu Shalahuddin wa Hakadza ‘Adat Al-Qudz, Dr. Madjid Irsan Al Kilani, menggambarkan proses kebangkitan umat yang panjang, sejak jatuhnya Yerussalem ke tangan pasukan Perang Salib tahun 1099 sampai kembalinya ke tangan umat Islam tahun 1187. Proses kebangkitan Islam ini diawali dengan munculnya madrasah – madrasah islah (perbaikan) yang dimotori oleh Imam Al Ghazali.  Menurut Al Ghazali, masalah yang paling besar yang menghalangi proses kebangkitan Islam saat itu adalah rusaknya pemikiran dan diri kaum Muslimin yang berkaitan dengan aqidah dan kemasyarakatan, sehingga kondisi umat Islam saat itu adalah “layak menerima kekalahan”. Madrasah – madrasah Islahinilah yang kemudian mampu memainkan peran kunci dalam memperbaiki umat Islam dan membentuk generasi baru sebagai awal kebangkitan Islam, yang salah satu generasinya adalah Shalahuddin Al Ayyubi.